Langsung ke konten utama

Kuliner: Sate Maranggi Daging Sapi



Membuat artikel kuliner yang berada di sekitar Karawang susah-susah gampang, mungkin karena hobby saya makan yang enak ( ini bisa dilihat dari perut saya yang sexy – sst siapa sih yg ga hobby) jadi saya mencoba menggoda anda dengan kuliner-nya.

Saat ini kita berada di jalan raya sepanjang irigasi arah dari stadion Singaperbangsa ke arah perapatan johar, di sini kita akan menemukan tenda-tenda makan yang sederhana hanya beratapkan dan beralaskan tenda plastik biru istilah trennya lesehan. Di sinilah tempatnya kuliner yang terlihat sederhana tetapi rasanya tidak kalah nikmatnya yaitu sate maranggi daging sapi… hmmm. Mendengar namanya saja perut saya langsung berbunyi, soalnya makanan ini termasuk salah satu makanan favorit saya. Sudah terbayangkan bagaimana harumnya daging sate yang di bakar sambil sesekali di beri bumbu sambil di bakar lagi.

Tanpa pikir panjang lagi langsung saja saya memesannya dan menunggu sate matang di bakar. Tak berapa lama hidangan sudah siap, saya langsung menyantap dengan mantap… (maaf bukan lahap… kalo lahap terlihat laparnya ) sate maranggi daging sapi ini.

Coba saja anda bayangkan perut lapar habis berpuasa kemudian makan nasi yang di bungkus daun pisang, dengan 15 tusuk sate maranggi (biasanya dari lemak sapi ataupun daging tetelan) , 15 tusuk sate daging sapi memakai bumbu kacang yang lezat dan gurih dan juga sambel cabe rawit ijo…saya menyebutnya ‘sambel goang’ tidak lupa asinan campuran bawang merah,timun , cabe rawit… wuuih mantapnya. Rasa bumbu satenya yang meresap sampai ke pori-pori daging sate….

Eeeit.. tunggu dulu dari pengalaman saya makan sate di sana, biasanya berganti-ganti tempat, racikannya berbeda-beda. Yang paling enak adalah sate yang bumbunya meresap sampai ke pori-pori daging sapi, biasanya penjual sate ini menggodok dulu dagingnya (setengah matang) bersamaan dengan bumbunya sampai meresap. Ada juga yang hanya di bumbui mentahnya saja … saya kurang suka ini. Ada juga sate maranggi bumbu dendeng – ini saya jumpai di Rengasdengklok- rasanya manis .. Dan pilihan saya jatuh pada sate maranggi ‘si Abah’ dimana tempatnya kalo dari stadion lewat jembatan ojek pertama dan di sebrangnya ada steam motor.

Mantapkan!!!

Tapi sebelumnya tentu saja harus dipersiapkan dulu… koceknya , tetapi jangan khawatir dari menu saya 4 nasi putih+15 tusuk sate maranggi+15 tusuk sate sapi+sambel+5 gelas air+1 emping melinjo hanya mengeluarkan kocek sebesar Rp 36.000,- …(maaf bukan makan sendiri tapi bersama keluarga saya, istri dan 2 anak saya)…

Tunggu liputan kuliner berikutnya…

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kuliner: Kue randa menut, apakah makanan khas Karawang?

Kue randa menut ?  namanya kok begitu ya? tahu gak kuenya sepert apa? saya mengenalnya dari saya kecil, kue randa menut ini makanan tradisional yang terbuat dari sagu dan di campur kelapa parut, tekturnya kenyal dan tidak ada rasa makanya selalu di tambah dengan tepung gula putih biar terasa manis. Hampir tiap pagi ada yang menawarkan kue ini, yang jualnya juga sudah nenek-nenek dan biasanya di jual juga dengan urap jagung. Saya cari di gugle, urap jagung banyak sekali referensi nya, tetapi kalau mencari kue randa menut atau mencari foto yang sesuai tidak di ketemukan sama sekali sampai halaman 4. Hmmm mungkinkah kue ini makanan khas Karawang? Soalnya saya mengenalnya dari kecil sudah ada yang jualan kue randa menut ini. Tetapi mencari referensi kue ini susah sekali. Akhir-akhir ini saya juga suka melihat yang jualan kue randa menut, biasanya bersama urap jagung dan yang jualnya keliling menggunakan sepeda masih anak muda, dimana kue randa menut dan urap jagungnya ada dalam kotak

Kuliner: Kue Pancong alias Gonjing alias Bandros

Ngopi pagi ini di  temani kue pancong , itu kata saya tetapi ada juga yang bilang itu kue gonjing atau kue bandros . Makanan tradisional yang masih eksis sampai hari ini, kue ini terbuat dari tepung beras di campur parutan kelapa, rasanya enak dan gurih. Apalagi ada juga yang senang dengan di taburi gula pasir jadi makin manis aja. Makin mantabs aja ngopi nya. Kalau saja ada yang memulai mengkreasikan kue ini, mungkin akan jadi makanan yang kembali populer misalkan ada yang berkreasi dengan berbagai variasi, seperti kue pancong toping coklat atau keju parut. Dan lain sebagainya. Tentu saja di sediakan juga di kafe, atau warung kopi. Pasti heboh. Ini sih sekedar ide saja. Kue pancong ada yang ukurannya besar ada juga yang kecil. Yang saya temukan hari ini kue pancong dengan cetakan yang kecil-kecil harganya untuk 12 potong  kue pancong sekitar Rp5000,- saja. Kalau dulu cetakannya agak besaran dikit seperti cetakan kue pukis tetapi lebih kecil dari cetakan kue balok  . Rasanya t

Kuliner : Kue Ganastori Kacang Hijau

Sahabat kuliner, masih ingat kue ganastori? Istilah ganastori hanya di dapati di daerah Karawang saja, sementara di daerah lain namanya kue gandasturi. Yaitu kue kacang hijau yang di bungkus tepung dan di goreng. Kue ini merupakan kue khas nusantara. Rasanya enak, gurih dan renyah. Kue ganastori ini sudah jarang yang jualnya, apalagi di sekitar Karawang kota. Kalau dulu sering di jumpai di pasar-pasar tradisional. Naha kalau sahabat ingin mencobanya, dan tinggal di Karawang kota, bisa mendapatkan kue ini di gang pasar rumput -jalan tuparev- atau di sekitar lokasi pkbm cepat-tepat. Biasanya buka lapaknya tiap pagi sampai siang hari, ya kalau siang hari biasanya sudah habis. Selain jualan ganastori , pedagang ini juga jualan pisang kremes, makanya kue ganastorinya juga ada kremesnya. Kremesnya gratis loh.... Mantabs juga, ngpi pagi ini dengan kue ganastori. Sampai jumpai di informasi kuliner lainnya.